Rabu, 19 September 2012
Dana AFC Dikorup Bin Hammam
JAKARTA: Lantaran perbuatan Mohammed bin Hammam saat menjabat Presiden (Ketua) AFC dari 2002 s/d 2011, yang diduga melakukan korupsi berbagai bentuk, terjadi semacam gesekan dalam tubuh Asian Football Confederation (AFC). Dari luar terlihat internal AFC seakan-akan tidak terjadi apa-apa, apalagi semua program dapat dilaksanakan. Namun tidak semua anggota AFC yang sepaham dengan policy Zhang Jilong (Wkl Presiden AFC) dan kawan-kawan, setelah Bin Hammam menjalani skorsing.
Bagaimana tanggapan PSSI terhadap hal ini, jurubicara PSSI Eddi Elison menyatakan, tak heran Jilong telah menyampaikan perintah wajib patuh kepada kebijakan yang ditempuh kepengurusan AFC, ditujukan kepada semua anggota AFC (6/8) lalu, setelah CAS (Pengadilan Arbitrase Internasional khusus Sport), yang memutuskan Bin Hammam “bebas†dari vonis Komite Etik FIFA, terkait penyuapan pada saat pemilihan Presiden FIFA beberapa waktu lalu, saat mana Bin Hammam bersaing dengan patahana Sepp Blatter, yang kemudian terpilih kembali.
AFC pada langkah pertama mengambil kebijaksanaan menyelidiki Bin Hammam melalui biro penyelidik Freeh Group International Solution (FGIS) yang didirikan mantan Direktur FBI Louis Freeh. Dari hasil penyelidikan FGIS diketahui, bahwa Bin Hammam telah melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada terutama penggunaan uang kas AFC.
Oleh karena jika seharusnya skorsing yang dikenakan terhadap Bin Hammam usai 16 Agustus 2012 lalu (skors AFC dijatuhkan 16 Juli 2012 untuk masa 30 hari), kemudian diperpanjang menjadi 5 September 2012, yakni dilarang beraktivitas di area yurisdiksi AFC sampai ada keputusan dari Komite Disiplin AFC pimpinan Lim Kia Tong, untuk memberi kesempatan pada auditor Pricewaterhouse Coopers (PWHC) melakukan audit terhadap masalah aliran dana AFC, terutama yang dipakai oleh Bin Hammam.
Hasil audit PWHC telah disampaikan kepada Komite Eksekutif AFC, selanjutnya oleh Wakil Ketua Exco Kohzo Tashima (Wakil Presiden Japan Football Association), yang juga Ketua Komite Adhoc AFC bidang Evaluasi, diteruskan kepada Sekjen Dato’ Alex Soosay. Laporan tersebut kemudian disampaikan ke FIFA. Ada tindakan baru dilakukan FIFA yakni memilih jaksa Michael J. Garcia untuk membuka kembali kasus Bin Hammam. Jaksa Garcia bukan saja memasukkan laporan AFC, tetapi lebih mengutamakan, mencari temuan-temuan baru kesalahan pengusaha dari Qatar tersebut terkait masalah suap, setelah CAS menyatakan, bukti-bukti yang disampaikan FIFA sebelumnya kurang akurat, sehingga Bin Hammam bisa bebas.
Seperti dikutip Eddi Elison, laporan yang disampaikan Tashima menyangkut empat jenis kasus yang dilakukan Bin Hammam yakni :
1. Bin Hammam menerima jutaan dolar AS dari pihak-pihak yang terkait dengan kontrak-kontrak AFC serta membelanjakan puluhan juta dolar AS untuk bulan madu, perawatan gigi, cukur rambut dan pembayaran untuk keperluan keluarga.
2. Pembayaran juga diberikan kepada sejumlah federasi di Asia, Afrika dan Karibia. Di dalamnya termasuk 250.000 dolar AS untuk mantan pejabat Federasi Sepak Bola Karibia Jack Warner.
3. Puluhan ribu dolar AS diberikan kepada para presiden federasi dan pejabat-pejabatnya. Aliran dana tersebut masu ke rekening pribadi penerima dan tidak ada kaitannya dengan pengeluaran untuk sepak bola.
4. Terdapat sejumlah kontrak komersial tanpa melalui tender, sehingga memungkinkan nilainya terlalu rendah. Ada perusahaan yang menyetor 14 juta dolar AS untuk kepentingan Bin Hammam.
Adanya hasil penyidikan FGIS dan audit PWHC dan FIFA kembali kasusnya, sulit bagi Bin Hammam untuk bisa lolos dari berbagai tuduhan, terutama terkait dengan masalah suap-menyuap dan penggunaan dana yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada di AFC. Terindikasi bahwa Bin Hammam melanggar Kode Disiplin, Kode Etik dan Statuta AFC.
Namun Bin Hammam tampaknya tidak menyerah, melalui pengacaranya Eugene Gulland (domisili di AS), tokoh sepak bola negara minyak Qatar itu membela diri dengan menyebut Zhang Jilong dan 20 anggota AFC menerima uang darinya, yang disampaikan melalui surat. Disebutnya pula, beberapa pejabat AFC yang kesulitan uang pernah minta bantuan padanya dan uang diambilnya dari rekening pribadinya.
Pembelaan diri Bin Hammam tersebut, jelas sulit diterima, karena menurut Eddi Elison dapat dikategorikan sebagai pembelaan gaya “kekanak-kanakanâ€, sehingga sulit bagi Bin Hammam yang saat memimpin AFC mendapat dukungan penuh dari PSSI Era Nurdin Halid. untuk lolos dari jeratan vonis, bukan saja dari FIFA, tetapi juga AFC.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)





0 komentar:
Posting Komentar
TERIMA TELAH MAU BERKOMENTAR
KOMENTAR ANDA MOTIVASI BUAT KAMI
HIDUP TEAM NASIONAL INDONESIA
GARUDA DI DADA KU ^_^