Induk sepak bola tertinggi di Indonesia PSSI melakukan terobosan luar
biasa dengan menjalin kerjasama dengan Sport Data Group (SDG)
guna memberantas kejahatan dalam sepakbola Indonesia.
Organisasi SDG yang baru terbentuk tahun lalu di Inggris, bertugas membongkar kejahatan sepak bola diantaranya praktek suap, pengaturan skor, dan korupsi dalam dunia olahraga. Organisasi ini juga pernah membantu FIFA.
"PSSI mengalami banyak hambatan seperti praktek peninggalan masa lalu terkait match fixing dan menyangkut suap. Hal ini menghambat kinerja PSSI," ujar Sekjen PSSI, Halim Mahfudz, dalam jumpa pers di Gedung Energy, Selasa (20/11).
Halim mengungkapkan bahwa kerjasama ini penting untuk mengembalikan intergritas sepak bola sehingga dapat menimbulkan kepercayaan pihak sponsor untuk bekerjasama dengan PSSI. Kedepannya, PSSI akan menjalin kerjasama dengan SDG hingga akhir kepengurusan tahun 2015.
"Kerja sama ini akan dibangun secara berkesinambungan agar sepak bola Indonesia bisa bersih. Kompetisi internal juga akan diawasi. Dalam tiga-enam bulan ke depan kita akan merancang Mou, kemudian menentukan skala prioritas," tutur Halim.
Investigator SDG untuk kawasan ASEAN Michael Braid, menyambut baik kerjasama dengan PSSI. PSSI merupakan satu-satunya federasi di kawasan Asia yang menjalin kerja sama dengan SDG. Braid memaparkan, kejahatan sepak bola yang terjadi di kawasan ASEAN bukan hanya di Indonesia saja. Dalam laporan sepuluh tahun terakhir, Braid membeberkan bahwa menemukan bukti kejahatan juga terjadi di Singapura dan Malaysia.
"Kami akan kumpulkan data terkait pengaturan skor maupun suap, dan menyampaikannya pada federasi yang memerlukannya. Kami melakukan diskusi dengan PSSI agar sepakbola Indonesia bisa lebih baik di masa depan. Saya berharap hubungan kita bisa terjalin erat dan sukses," papar Braid. Nantinya SDG akan menyampaikan segala informasi terkait kejahatan di sepak bola Indonesia.
"SDG juga siap membantu seandainya PSSI meminta kami membongkar kasus pengaturan final di AFF 2010. Saya mendengar itu," pungkas Braid. (Tim Media)
Organisasi SDG yang baru terbentuk tahun lalu di Inggris, bertugas membongkar kejahatan sepak bola diantaranya praktek suap, pengaturan skor, dan korupsi dalam dunia olahraga. Organisasi ini juga pernah membantu FIFA.
"PSSI mengalami banyak hambatan seperti praktek peninggalan masa lalu terkait match fixing dan menyangkut suap. Hal ini menghambat kinerja PSSI," ujar Sekjen PSSI, Halim Mahfudz, dalam jumpa pers di Gedung Energy, Selasa (20/11).
Halim mengungkapkan bahwa kerjasama ini penting untuk mengembalikan intergritas sepak bola sehingga dapat menimbulkan kepercayaan pihak sponsor untuk bekerjasama dengan PSSI. Kedepannya, PSSI akan menjalin kerjasama dengan SDG hingga akhir kepengurusan tahun 2015.
"Kerja sama ini akan dibangun secara berkesinambungan agar sepak bola Indonesia bisa bersih. Kompetisi internal juga akan diawasi. Dalam tiga-enam bulan ke depan kita akan merancang Mou, kemudian menentukan skala prioritas," tutur Halim.
Investigator SDG untuk kawasan ASEAN Michael Braid, menyambut baik kerjasama dengan PSSI. PSSI merupakan satu-satunya federasi di kawasan Asia yang menjalin kerja sama dengan SDG. Braid memaparkan, kejahatan sepak bola yang terjadi di kawasan ASEAN bukan hanya di Indonesia saja. Dalam laporan sepuluh tahun terakhir, Braid membeberkan bahwa menemukan bukti kejahatan juga terjadi di Singapura dan Malaysia.
"Kami akan kumpulkan data terkait pengaturan skor maupun suap, dan menyampaikannya pada federasi yang memerlukannya. Kami melakukan diskusi dengan PSSI agar sepakbola Indonesia bisa lebih baik di masa depan. Saya berharap hubungan kita bisa terjalin erat dan sukses," papar Braid. Nantinya SDG akan menyampaikan segala informasi terkait kejahatan di sepak bola Indonesia.
"SDG juga siap membantu seandainya PSSI meminta kami membongkar kasus pengaturan final di AFF 2010. Saya mendengar itu," pungkas Braid. (Tim Media)




0 komentar:
Posting Komentar
TERIMA TELAH MAU BERKOMENTAR
KOMENTAR ANDA MOTIVASI BUAT KAMI
HIDUP TEAM NASIONAL INDONESIA
GARUDA DI DADA KU ^_^